Tuesday 17 January 2017

Mahaballah Bagian Ketiga - Rahasia Firman



Pada awalnya perjalanan kami mencari memahami makna sholat, dan yang dapat kami lakukan hanyalah tafakur kepada Allah, berkeyakinan kepada Allah dan menganggap Allah sebagai guru, seperti halnya dengan Nabi Muhammad saw dan Nabi Musa As melalui Tafakur, mendekatkan diri berkomunikasi, menghaturkan sembah kepada Allah dan yakin bila Allah akan menerimanya, rupanya hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim as, bahkan Nabi Ibrahim As memulai dengan menyangka bulan dan matahari adalah Tuhan.
Kami selalu memohon kemakrifatan kepada Allah dengan banyak membaca do’a Akasah, sampai tanpa disadari meneteskan air mata. Dalam do’a tersebut ada permohonan sebagai berikut :

“Ya Allah, jikalau aku dalam memakrifatkan diriku kepada-Mu terdapat kesalahan dan kekurangan, ampuni aku ya Allah, aku ucapkan Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah.”

Suatu ketika setelah mengambil air wudlu, kemudian duduk di dalam kamar, mensucikan jiwa dan hati serta pikiran sehingga jernih, dan menghadap kepada Allah, sang guru yang pertama, tanpa disadari, tubuh bergerak berdiri, digoyangkan kesana kemari, kemudian tubuh bergerak lagi dituntun berdiri dan shalat tanpa ruku’ langsung sujud.


Begitulah shalat kami pada waktu itu, yang mula-mula dengan duduk, kemudian berdiri dan tanpa ruku’ terus sujud terus bertafakur, sampai akhirnya kami dituntun melakukan sholat secara utuh, setelah diselamu muncul kesadaran, keadaan kami yang seperti ini, yang penuh kekotoran saja diberi petunjuk, apalagi Nabi Muhammad saw, jelas petunjuk tersebut berasal dari Allah SWT.
Alhamdulillah kemudian kami merasakan nikmat sholat secara utuh penuh sebagaimana petunjuk dalam agama Islam, namun kami masih menghadapi masalah yaitu kesulitan dalam berkhusyu’, pikiran kesana kemari, hal tersebut sangat menganggu bahkan sampai kami memukuli kepala dengan keras karena jengkel pikiran selalu menganggu,   dan kami tidak menyerah selalu berusaha dengan tekun agar dapat melaksanakan sholat secara khusyu.
Misalnya setelah shalat maghrib terus duduk berdzikir sampai isya’ hadir kepada Allah, demikian pula waktu shalat yang lain, kadang-kadang dari dhuhur ke ashar jatuh terlentang, bangun, menangis kepada Allah, berdiri tanpa berlepas kepada Allah, hal ini kami lakukan terus-menerus dalam beritikaf, hadir kepada Allah.
Walaupun kami telah berupaya dan melakukan serta meyakini Islam, suatu saat terbersit adanya suatu keraguan terhadap kerasulan Muhammad saw. Pernah muncul di angan Muhammad hanyalah seseorang yang pandai, akam tetapu keraguan itu kami tepiskan dengan terus mengingat Allah datang dan yakin kepadaNya.
Pada suatu ketika kami menemukan pencerahan didalam Al Qur’an dan Hadits serta Injil Barnabas mengenai hakikat kerasulan Nabi Muhammad Saw, alhamdulillah keraguan terhadap keberadaan kerasulan Nabi besar Muhammad saw sirna tanpa bekas, Sebaliknya justru timbul rasa cinta dan rindu dalam hati kepada Rasulullah saw, yang mendorong hati dan bibir ini menyeru kepada Allah, Ya Allah aku menerima Islam sepenuhnya. Ada hikmah tersembunyi dari kejadian ini, kami dituntun dan ditakdirkan untuk naik haji akbar pada tahun 1983, bersama kloter I.
Kurang lebih 18 tahun kami terus mencari hingga terungkaplah  rahasia firman Allah, mulai dari adanya masalah hingga kami bersandar di masjid Baitur-Rahman sebuah masjid Agung di kota Banyuwangi selama 6 tahun, semuanya atas izin Allah SWT terungkaplah hakikat kefakiran manusia dan terungkap pula, bahwa alhamdulillah adalah ‘puji-an’ bagi orang yang tingkat tinggi, serta dengan izin dan ridha Allah pula kami mengerti makna dari :
QS Fushshilat 41 ayat 54:
أَلَا إِنَّهُمْ فِي مِرْيَةٍ مِنْ لِقَاءِ رَبِّهِمْ ۗ أَلَا إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطٌ

 Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.
QS As Sajdah 32 ayat 5:

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

QS Al Hadid 57 ayat 2:
 لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS Ali Imran 3 ayat 26
 قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di Tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS Yunus 10 ayat 107:
 وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

QS Ar Raad 13 ayat 16:
 قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?" Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".

Dari ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah lah Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, manusia adalah fakir, manusia tidak bisa menahan ketuaan atau kapan dan bagaimana kematiannya. Seperti Nabi Zakaria as yang terbunuh dengan digergaji oleh musuhnya dan Hamzah ra sahabat dan paman Rasulullah terbunuh dan dimakan hatinya oleh musuhnya.
Suatu saat kami terbentur dengan masalah keluarga dengan usaha yang dihancurkan orang lain yang menjadi pertanyaan bahwa kami sudah banyak mendo’akan orang tanpa pamrih mengapa masih mengalami seperti itu, hingga pada suatu saat tanpa kesengajaan seorang kawan menaruh Juz Amma di tempat kerja kami, dan dalamnya kami menemukan bukan hanya kami manusia biasa yang mengalami benturan-benturan hidup.
Nabi Muhammad saw pun mendapat benturan-benturan dalam hidup, kemudian diberi kemampuan untuk mengatasinya, sebagaimana disebutkan dalam QS Al Insyirah:
 أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

 وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
yang memberatkan punggungmu?

 وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,

 فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

 إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

 فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

 وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Setelah itu ditunjukanlah persoalan lainnya berupa orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang yang menganiaya anak yatim, menghardik fakir miskin, shalat yang lalai,
Semestinya kita berbuat kebaikan, dengan demikian tidak perlu memikirkan benturan hidup dan tenggelam dalam kekalutan, Kemudian buku Juz Amma tadi hilang mungkin ada yang membawa sejak itu kekalutan hati karena benturan hidup tadi menjadi sirna, karena menyerah dalam makna dan kemauan Allah melalui ayat-ayat yang kami temukan.
Atas kehendak Allah SWT, Pada suatu ketika didalam perjalanan ini kami menemukan seekor jangkrik yang mati di ruang kerja vacuum pump PT PKBR, karena dorongan rasa kasihan kami ambil jangkrik tersebut dan meletakkan di atas telapak tangan, kemudian membaca syahadat memohon kepada Allah,

Ya Allah, jadikanlah hidup jangkrik ini
Luar biasa jangkrik itu bergerak dan hidup kembali, kami pun menangis terisak-isak seorang diri, bukan menangis karena hidupnya kembali jangkrik yang sudah mati, tetapi menangis seolah-olah Allah mengatakan inilah kekuasaan Allah, percayalah, yakinlah kepada Allah.


Alhamdulillah, Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya, kebenaran-Nya dan kami hanya sebagai saksi atas kebenaran-Nya.


(Penulis H.Slamet Oetomo)

.....Bersambung

1 comment: