Monday 9 January 2017

Mahaballah Bagian Pertama


Pada masa kini, manusia yang mendekatkan diri  kepada Allah SWT adalah dalam kebenaran, merekalah orang yang bertakwa. Manusia yang mengetahui jati dirinya dan bermakrifat kepada Allah SWT adalah orang-orang yang tersenyum di dunia ini, karena kefakiran dan berani meninggalkan dunia dalam jiwanya.
Tangan mereka merupakan ibadah bagi syariat agamanya dan tanggung jawab khalifah bagi diri mereka. Tak dibiarkan jiwanya dikendalikan oleh alat-alatnya, yaitu pikiran, hati dan perasaan, yang kesemuanya ditenggelamkan dalam kehadiran kepada Tuhannya. Mereka tidak membiarkan jiwanya merana kekeringan dan kehausan mengembara tanpa arah.
Wahai para khalifah, Allah adalah tempatmu, dunia memerlukan keseimbangan, janganlah agama menjurus kepada materialisme dan pelajarilah ilmu (masuklah Islam) dalam arti keseluruhan.
Banyaklah belajar tentang Islam secara benar dan janganlah belajar dengan mengembangkan pikiran-pikiran sendiri. Selama ini sebagian besar umat manusia tertutup oleh cara berpikir mereka sendiri, oleh amal perbuatannya, sehingga kebanyakan pemikiran menganggap bahwa tidak ada orang yang mampu mencapai Tuhan, kecuali hanya Nabi-Nabi dan Wali-Wali.
Padahal Islam bukan hanya milik Nabi dan Wali, tetapi untuk seluruh umat manusia. Islam adalah spiritual dengan shalat sebagai mi’rajnya orang-orang awam disertai dzikir dan iktikafnya. Ingatlah salah satu hadits yang menyatakan bahwa ada tujuh perbuatan yang ditolong Allah pada hari kiamat, diantaranya adalah orang-orang yang pergi berdzikir sampai menangis


Ku khusuki Islam dengan kebodohanku dan kefakiranku, tidak ada sesembahanku kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah.


ku datangi Allah dengan jiwaku dan aku kembalikan wujudku kepada-Nya.
Jiwaku milik-Nya, wujudku kehendak-Nya.
Di sana aku puja Allah, alangkah indah dan lembut.
Aku shalat, aku datang, aku berbicara dengan kerinduanku kepadaNya.

Satu persatu ajaran Rasulullah saw aku jalankan.
Aku bershalawat dan bersalam kepada Rasulullah dengan lillahi ta’ala. Itu adalah doaku. Qur’an surat Al Ahzab 33 ayat 56 adalah pedomanku.

Aku rasakan manisnya, indahnya, lembutnya getaran iman.
Isbatul yaqin aku dapatkan untukmu Islam.
Air mata menetes tanda keharuan.

Andaikan orang-orang yang menyatakan dirinya punya dasar, berani datang berjalan kepada-Nya, niscaya mereka akan mendapati bukanlah perbedaan-perbedaan pikir yang runcing, tapi Islam yang maha luas.
Kesaksian adalah perjalanan, bila sudah sampai, apa arti kesaksian? aku tidak boleh membenci, Abu Lahab, kaum Quraisy bertugas menempa Rasulullah saw. Rasulullah saw teladan manusia begitupula kisah Nabi Musa as dan Fir’aun bertugas mempertahankan kebenaran mereka dengan jiwa yang keras, Nabi Musa as kebenaran hakiki sementara Fir’aun kebenaran dirinya, Rasulullah SAW bersabda
Jika tidak bisa dengan tanganmu, nasehatmu, doamu untuk mereka

Sekarang aku tahu akan daku, kelanggengan adalah hakikiku, yang Engkau dahului dengan pengakuan-Mu ya Allah sebagai sesembahan manusia.
Pengakuanku adalah kehancuranku, juga syirikku. Kefanaan adalah pasrahku, dalam keheningan Engkau lebih nyata dariku, lebih nyata dari yang tampak. Engkau bersembunyi dalam Qur’an-Mu.
Ya Allah bila dalam aku memakrifatkan diriku kepada-Mu terdapat kekurangan dan kesalahan, ampunilah aku ya Allah, aku bersaksi Laa Ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah.

Berkehendaklah Allah dengan rahmat-Mu kepada semua yang tergelar, jangan Engkau tinggalkan dan Engkau murkai semua yang tergelar ini.
Betapa indahnya ciptaan Allah, beraneka ragam bentuk dan gerakannya, serta hukum dan tata caranya, manusia disibukkan olehnya, tidak adakah sekarang yang merenungkan siapakah Allah?, tidak adakah sekarang yang berbondong-bondong mendatangi-Nya? Allah adalah pepujaan, Allah adalah sesembahan.

Puja-puji yang tidak sepenuh jiwa datang kepada-Nya, hanya merupakan lagu-lagu dan hitungan dalam suara dan hati, alangkah indahnya zaman Rasulullah saw para Aulia berkumpul bersama dalam tubuh dan jiwa, hadir, berkomunikasi dalam puja dan puji kepada Allah sehingga Allah selalu dekat, memimpin dan membimbing dengan Nur-Nya dalam kesejukan dan ketenangan jiwa.

Rahmat Allah bersama kita semua.
....Bersambung
(H.Slamet Oetomo)

2 comments:

  1. Subhanallah...rindu kami pada beliau...

    ReplyDelete
  2. innalillahi roji'un baru tahu belio sdh wafat

    ReplyDelete